Keunikan Generasi Milenial dan Gen Z
Daftar Isi
Perbedaan generasi milenial dan generasi Z terdapat keunikan. Ibarat kata, generasi milenial adalah orang tuanya, sedangkan generasi Z adalah anaknya.
Kehadiran tulisan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi, bahwa kedua generasi ini memiliki sisi keunikan yang kalau saling dipahami akan menciptakan kerja sama yang baik.
Kerja sama antara orang tua dan anak untuk saling bersinergi mulai dari rumah menciptakan keluarga kecil yang berkualitas.
Banyak sisi kehidupan yang berbeda dari dua generasi ini. Mulai dari angka kelahiran, gaya belajarnya, semangatnya mencapai keseimbangan hidup amatlah beda. Generasi milenial dan Z, akan tetap klop kok, jika keduanya sama-sama saling memahami perannya.
Konteks Sejarah dan Sosial
Generasi milenial, menjadi saksi perjalanan teknologi yang semakin berkembang. Masa kecilnya, masih menemui permainan tradisional yang menyenangkan. Saling berinteraksi di dunia nyata dan membangun komunikasi antar temannya.
Isu kehidupan yang mencuat di lingkungan, cenderung menjurus kepada isu politik , pengaruh LGBT dan pemilihan presiden Barack Obama.
Gen Z, justru sebaliknya. Dunia internet merajai dan turut mempengaruhi perkembangan mereka. Dimanjakan dengan pengaruh internet dan penggunaan gadget yang selalu menjadi prioritas dalam setiap gerak langkahnya.
Isu kehidupan yang sering di up, tentang sisi keberlanjutan hidup, perubahan iklim serta bagaimana caranya menjadi orang yang sukses.
Bu Windi, sebagai generasi milenial saja, dididik oleh orang tua yang kalau dewasa harus punya penghasilan sendiri. Tuntutan hidup semakin tinggi, kapasitas seseorang juga harus dipenuhi. BUkan hanya sebatas menjadi perempuan dan ibu rumah tangga biasa. Tambahan lainnya, perempuan harus punya value lebih untuk membesarkan generasi yang hebat
Perbedaan Nilai dan prioritas
Bekerja keras, menjadi nilai lebih yang dimiliki para milenial dalam hal pekerjaan. Mereka terus berkembang memikirkan bagaimana tetap bisa eksis dalam pekerjaannya. Mereka memiliki kesamaan tantangan yang di hadapi. Jadi, bukan sebatas untuk memenuhi kesenangan semata, seperti gen Z yang memprioritaskan dalam bekerja, mereka mencari sisi kebahagiaan yang diutamakan.
Mungkin ini, yang membuat, generasi masa kini, yang sekarang di usia remaja kurang greget dalam kapasitasnya melakoni pekerjaan karena big whynya kurang kuat. Bekerja, sebatas untuk kesenangan hidup. Kepuasaan pribadi lebih diprioritaskan oleh Gen Z.
Tren Konsumsi dan Gaya Hidup
Menyoal kreativitas gen Z dalam mengakses media sosial, mereka cenderung suka yang instan. Video pendek kayak di tiktok. Sehari, bisa puluhan video yang ditonton. Menyukai konten yang bersifat hiburan semata. Meski sebagian gen Z juga lebih asyik menghabiskan waktu untuk memenuhi kebutuhan hiburan, ada juga kok yang iseng intip profesi influencer unutk menambah penghasilan.
Emak dan bapak milenial juga demikian. Sebagian menjadi infulencer dadakan karena profesi ini bisa dilakoni meski follower mereka tidak sebanyak artis maupun selebgram terkenal.
Namun, kaum milenial masih menyukai kegiatan yang berjenis aksi nyata seperti seminar, workshop untuk mendapatkan pengalaman yang mengesankan. Sedangkan gen Z, cenderung suka kegiatan online yang dengan duduk depan gadget bisa berlama-lama mengikuti acara tanpa harus bergerak keluar.
Facebook dan twitter masih menjadi idola bagi milenial. Kalau gen Z, tiktok dan instagram lebih eksis mereka gunakan ketimbang media sosial yang digunakan oleh para milenial.
Teknologi dan Digitalisasi
Milenial menjadi saksi perkembangan pesatnya teknologi. Mereka juga tidak mau ketinggalan perkembangan, namun tetap menyukai sisi bagaimana membangun hubungan secara konvensional. Mau secara online oke, offline juga iyes.
Gaya belajar mereka bisa menyesuaikan kondisi dan situasi. Mau melibatkan teknologi maupun tidak, cenderung fleksibel.
Generasi yang lahir diangka 2000an, lebih terpaku sama gadget. Dalam membangun komunikasi, belajar dan bekerja.
Gemeshnya, gen Z sering memperlakukan gadget sebagai raja dan segalanya. Ini yang sering Bu Windi temui di lapangan. Masih sering, remaja yang dijuluki gen Z ini mencuri-curi momen untuk selalu terhubung dengan ponsel pintarnya saat belajar di sekolah.
Menjadi catatan bersama. Bahwa mengawal proses gen Z untuk memiliki kematangan dalam bermain gadget sangat dibutuhkan
Adanya Perbedaan, Nilai Apa yang Bisa Diambil Hikmahnya ?
Gene generasi, beda jaman dan segalanya. Tak bisa dibanding-bandingkan hanya untuk mengkorek sisi negatif dari dua generasi tersebut. Butuh saling memahami, mengkoreksi dan evaluasi, peran apa yang seharusnya kita ambil untuk dipertanggungjawabkan kelas.
Kembali pada kalimat di awal, orang tua disini adalah milenial, sedangkan anaknya adalah para generasi peradaban yaitu gen Z. Anak yang sejak kecil sudah terpapar gadget, sisi kehidupan mereka sangat berbeda. Milenial, lebih mudah dipahamkan karena mereka sendiri mengakui, telah menjadi saksi perkembangan teknologi yang semakin ke sini semakin canggih.
Sebagai orang tua, tidak baik juga jika sering mendikte anak gen Z untuk melakukan ini dan itu yang kadang orang tua keceplosan, kok tidak kayak jamanku dulu ya?
Dari uraian diatas sudah jelas. Bayak perbedaan yang melatar belakangi. Agar tidak sering terjadi kress, memposisikan diri sebagai orang tua yang selalu dibutuhkan anak menjadi suatu pilihan berharga.
Terlalu banyak mengekang juga tidak baik untuk kondisi psikologis anak. Terlalu over protektif juga tidak bagus. Meski begitu, sebagai orang tua milenial, juga tidak boleh malas untuk selalu belajar dan paham teknologi. Generasi sekarang lebih kreatif menggunakan internet, jika milenial kalah satu langkah, ya bisa di babat habis alias di bodohi oleh kreativitas anak jaman sekarang.
Akhir Kata
Menjadi orang tua adalah amanah. Menjadi anak juga pwajib berbakti pada orang tua. Butuh sinergi bersama dan saling menyadari peran agar kedua generasi ini saling mengisi dan berbagi.
Perbedaan gen Z dan milenial, bukan menjadi penghalang untuk tidak saling memahami. Prioritas, menciptakan masa depan yang baik, di mulai dari pendidikan di rumah. Saling menguatkan akar, gen Z patuh terhadap milenial. Para milenial juga memahami kondisi gen Z, bisa mengarahkan, mendampingi dan mengawasi.
Tulisan ini dibuat, mewakili aliran rasa emak milenial yang setiap hari berdampingan dengan remaja awal dalam mencapai kemandirian tugas perkembangannya.
Referensi Pendukung
https://www.liputan6.com/hot/read/5514497/16-perbedaan-gen-z-milenial-simak-latar-belakang-sejarah-dan-sosialnya?page=8
https://www.liputan6.com/hot/read/5511683/8-perbedaan-gen-z-dan-milenial-dua-generasi-yang-sering-dianggap-sama?page=2