Bijak Menggunakan Gadget Hadapi Tantangan Era Digital 5.0
Daftar Isi
Era digital 5.0, saatnya pelajar ikut berperan di dalam perkembangan teknologi. Remaja yang masuk dalam generasi Z ke atas seharusnya penuh dengan kesadaran ambil peran. Sebab, remaja pada jaman ini lahir, gadget sudah ada. Beda banget dengan jaman bapak/ibu yang kelahirannya 1960an. Minimal, bijak dalam penggunaan gadget lah.
Fakta : Remaja Dalam Penggunaan Gadget
Mencermati beberapa generasi 3 tahun dari masa corona dan setelahnya. Sikap remaja era sekarang cenderung kecanduan gadget. Mungkin karena 2 tahun masa corona selalu bersinggungan dengan gadget, sampai-sampai jauh dari handphone saja merasa khawatir.
“Bu, ambil HP ya?”
“Bu, kurang 5 menit ambil HP ya?”
Kurang lebih, begitulah. Waktu pembelajaran belum selesai. Mereka suka menawar untuk ambil HP sebelum waktunya.
Kondisi lain, saat jam 7 pagi seharusnya HP sudah masuk loker. Dengan santainya, mereka kadang bermain game di sekolah sembari menunggu waktunya di perintah untuk memasukkan HP oleh guru.
Huft.
Sebenarnya, aturan telah diberlakukan dengan bijak dan kesepakatan bersama. Hanya saja, praktiknya tidaklah demikian. Tidak mudah #temanpembelajar ? Kurangnya kesadaran tinggi oleh setiap peserta didik sangatlah kurang.
Bijak Menggunakan Gadget
Namanya saja bijak, ya kan. Dalam melakukan suatu hal pasti terkesan positif. Maksudnya begini.
Bijak menggunakan media sosial, pasti akan memberikan keuntungan lebih oleh si pengguna. Bijak menggunakan media sosial, contohnya. Ketika seorang paham aturan main penggunaan gadget dengan bijak. Sisi positif akan lebih banyak di dapat daripada sisi negatifnya. Sepakat ya ?
Lantaran hal itulah, disini, saya sebagai guru akan memberikan suntikan positif, agar remaja era 5.0 semakin peduli akan nasib kualitas masa depan generasi muda berikutnya. Dalam artian, yang mungkin saat ini masih duduk di bangku sekolah dasar, SMP maupun SMA, esok akan menjadi generasi kami yang akan menua.
Menyiapkan generasi yang bijak menggunakan media sosial merupakan bagian dari usaha. Merespon perkembangan teknologi agar tak menjajah cara berpikir remaja era sekarang dengan hal-hal yang membodohkan.
Aspek Penting Penggunaan Media Sosial yang Bijak bagi Pelajar
Berikut adalah beberapa aspek penting dari penggunaan media sosial yang bijak bagi pelajar:
Pentingnya Prioritas Pendidikan
Saya berharap, generasi emas ke depan (yaitu kamu) memiliki semangat belajar tinggi. Minimal, punya ijazah S1 dan memiliki kemauan keras untuk tetap menempuh pendidikan di tingkat lebih tinggi.
Kalau hanya sebatas, setelah lulus SMA/SMK kemudian kerja, sayang banget ya. Sebab, tuntutan lulusan pekerjaan di 10 tahun akan datang, bisa jadi akan lebih tinggi.
Intinya, jika kita punya pengalaman dasar akan suatu ilmu dan ketrampilan, itulah annti yang akan menopang kehidupan seseorang . Sebagai alat untuk menghadapi kerasnya kehidupan.
Batas Waktu yang Sehat
Memberikan batasan waktu terhadap penggunaan gadget. Dalam menggunakan media sosial, tidak perlu berlebihan. Apalagi curhat di media sosial. Lebih baik, menebar informasi positif yang membangun dan tidak terkesan lebay. Selain itu, juga tahu kondisi, mana waktunya belajar, dan mana waktunya untuk scroll media sosial, atau hanya sekedar mencari ide (inspirasi). Pada intinya, jangan membuang waktu, dalam menggunakan media sosial untuk hal yang bersifat hiburan saja.
Membangun Jejak Digital Positif
Membagikan informasi yang baik-baik saja ya. Ini bagian dari membangun nama baik pelajar dalam menggunakan media sosial. Teman yang melihat, pasti akan memberikan nilai. Misal “ Eh, si Anu itu hlo, selalu buat story di WA terkait tips-tips menjadi pelajar yang berkarakter”. “Si anu itu hlo, suka berbagi kata motivasi yang membangun”.
Jadi, orang lain membaca merasakan dampak positif atas jejak digital yang #temanpembelajar bangun. Tidak berkata kotor, menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Apalagi membully, Big No. !
Pentingnya Privasi
Menghargai privasi diri sendiri dan orang lain. Cukup tahu saja deh. Sebagai pengguna media sosial yang bijak, tak perlu mengumbar aib teman di media sosial. Ngomel-ngomel di media sosial, curhat berlebihan, mengadu orang, mengolok-olok orang, mengancam dan sebagainya, tidak perlu dilakukan.
Kritis dalam Berpikir
Pelajar harus mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Ada banyak cara untuk mengasah kemampuan tersebut. Misal, menggunakan gadget sebagai media untuk belajar menelusuri kasus pembullyan yang terjadi di daerah tertentu. Dengan cara mencari informasi berita di internet. Membaca dan emmahami literatur tersebut. Kemudian kita ungkapkan pendapat kita, yang bisa dituangkan ke dalam status berfaedah.
Akan lebih bijak bukan! Daripada spam curhatan tidak jelas di media sosial ?
Jika ketrampilan ini konsisten dilakukan. Pelajar tidak akan kaku dalam melakukan itu. Jika ada tugas untuk menganalisis kasus (misalnya), #temanpembelajar akan merasa ringan untuk melakukan.
Hormati Hak Orang Lain
Ini berkaitan dengan menjaga nama baik orang. Etikanya, bentuk menghargai orang lain dalam bermedia sosial adalah minta ijin dulu kepada pemilik (foto/video/kalimat/ lainnya) ketika mau memposting di media sosial kita. Ada ijin terlebih dulu dari pemilik. Jangan asal nyomot dan mengakui bahwa itu karya (milik) kita.
Sebagai contoh, #temanpembelajar ingin merepost foto teman di instagram yang telah menjuarai kompetisi sepak bola. Sebagai pelajar yang bijak, wajib untuk meminta ijin temannya tadi dengan menyampaikan maksud dan tujuannya. Jika pemilik setuju, #temanpembelajr sah-sah saja merepost ulang foto teman yang berprestasi tadi.
Hindari Konflik Online
Hindari konflik apapun yang itu berbau online. Julid dengan teman, ikut berkomentar di postingan teman , memberikan emot sindiran yang bersifat merendahkan orang lain, jangan dilakukan ya. Sebab, bahasa online yang diketik dan di sampaikan langsung dari mulut itu bernada beda. Jika sekiranya yang dibahas adalah hal penting, lebih baik dilakukan secara tatap muka saja. Untuk menghindari konflik
Pentingnya Istirahat
Tak melulu bersinggungan dengan gadget sehingga lupa waktu untuk intirahat. Sayangi mata, tanga, otak dan anggota tubuh lain dengan memberikan hak mereka istirahat. Manusia bukan robot ya. Punya titik kelemahan yang harus dirawat.
Bicarakan dengan Orang Tua atau Guru
Seharusnya, ada keterbukaan dari pelajar dengan orangtua dan guru terkait penggunaan gadget. Tidak memberikan kata sandi yang buat orangtua tidak bisa mengecek apa saja isi gadget kita.
Orangtua punya hak untuk mengecek handphone anaknya. Kenapa ? Handphone yang membelikan orangtua kan ?, #temanpembelajar sebagai remaja juga masih dalam tanggungan orangtua kan ? masih minta uang saku orangtua kan ? masih labil dan membutuhka nasehat/bimbingan orangtua kan ?
Jadi, keterbukaan sangat dibutuhkan. Agar orangtua juga tahu, apa-apa yang terjadi pada anaknya.
Penutup
Penting sekali, membangun kerjasama sejak dini antara orangtua dan pelajar. Guna menyiapkan generasi muda yang berkemajuan, berkarakter dan memiliki ketrampilan khusus dalam merespon perkembangan arus digital era 5.0. Minimal, generasi mendatang siap menerima tantangan dan bijak mengambil peluang di era perkembangan teknologi yang kita tidak akan pernah tahu. Sebagaimana jauh tantangan perkembangan teknologi kian berkembang.
Banyak lini kehidupan yang perlu digaris bawahi. Bidang bisnis, kesehatan, pendidikan, pariwisata, kelestarian alam, dan sisi kehidupan lain yang ke semuanya akan saling terkait dengan manusia.
Lantas, peran apa yang bisa kamu lakukan sebagai pelajar untuk merespon perkembangan arus digital di era 5.0 ke depan ?
Refleksi Materi :
1. Tuliskan , kiat apa saja yang telah kamu lakukan sebagai upaya bijak menggunakan media sosial yang kamu gunakan.
2. Tuliskan media sosial yang sering kamu gunakan dan media sosial itu terinstall di handphone andoridmu.
Posting Komentar